Analisis Film Door to Door


Foto diatas adalah the real Bill Porter

Film ini berceritakan mengenai kehidupan Bill Porter yang terlahir dengan cerebral palsy (kondisi lumpuh karena otak yang terluka). Kisah dalam film ini diawali ketika Porter mencari sebuah pekerjaan pada berbagai perusahaan. Awalnya Porter sempat ditolak oleh pihak perusahaan karena mereka melihat kondisi porter yang mempunyai kekurangan dalam fisiknya. Namun dengan kegigihannya ia berusaha meyakinkan perusahaan bahwa ia mampu bekerja seperti manusia normal pada umumnya. Pihak perusahaanpun akhirnya luluh dengan antusias yang ditunjukkan Porter.

Poterpun bekerja sebagai salesman di Watskin Company, ia menawari produk dari rumah ke rumah. Tantangan demi tantangan selalu ia temui. Tantangan pertama yang ia hadapi yaitu, ketika dia menawarkan sebuah produk kepada seorang ibu, namun ibu tersebut justru mengabaikan tawaran Porter. Tantangan kedua yaitu ketika Porter ditolak mentah-mentah oleh seorang pemuda. Tantangan ketiga yaitu ketika ia menawari produk di salah satu rumah yang mempunyai anak kecil, namun anaknya justru takut melihat Porter. Namun, dengan semangat yang dimilikinya ia terus menawarkan produknya kerumah lain. Beberapa rumah sudah ia tawarkan, namun hasilnya nihil. Dirumah selanjutnya, ia disambut baik oleh perempuan tua yang iba melihat Porter, tetapi bukannya membeli produk yang ditawarkan, perempuan tersebut justru memberikan Porter uang. Namun Porter menolak uang pemberian tersebut. Dirumah selanjutnya, ia berhasil untuk pertama kalinya membuat customer membeli produk yang ditawarkan.




Entrepreneur

Winarto (2004:2-3) menyebutkan bahwa Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah suatu.proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat
Dari teori tersebut, dapat dikatakan Bill Porter adalah seorang entrepreneur walaupun ia tidak memiliki usaha sendiri. Namun ini memiliki persistence, hardworker, kreatif dan inovatif. Keempat aspek ini dapat dilihat ketika Porter bekerja keras menawarkan produknya dari rumah kerumah, dan ia sangat tidak pantang meyerah ketika ditolak hampir semua customer. Dan ia memiliki sebuah ide yang cemerlang, yaitu menawarkan sebuah produk ketika pelanggannya membutuhkan alat penyemprot hama.

Jika dilihat dari PsyCap, Bill Porter mempunyai 4 komponen PsyCap yang sangat baik, yaitu:
1.     Hope: Bill Porter terlihat sangat memiliki keadaan positif dimana ia percaya akan sesuatu yang dia inginkan.
2.    Self Efficacy: Bill Porter terbilang sangat nekat dalam mengambil keputusannya, walaupun bill porter memiliki keterbatasan ia tetap percaya bahwa kemampuaannya saat ini dapat membawanya menuju kesuksesan
3.   Optimisme: Bill Porter terlihat selalu yakin bahwa suatu saat akan ada harapan baik yang datang kepadanya
4.   Resilience: Sikap tahan banting seorang Porter lah yang menarik dari film ini. Ketika ia mampu menghadapi segala rintangan menjadi seorang salesman yang beribu kali ditolak namun ia selalu bangkit.




Service

Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan (Ahman Sutardi & Endang Buadiasih).
Pelayanan yang diberikan Bill Porter terbilang baik, hal ini dapat kita lihat ketika Porter menceritakan berbagai kisah menarik pada customernya sebelum akhirnya mempromosikan produknya. Selain itu, Porter mampu menjalin hubungan yang akrab dengan para customernya. Dan porter selalu menawarkan produk – produk yang customernya sangat butuhkan.

Diluar menawarkan sebuah produknya, ternyata Porter beberapa kali sempat membantu permasalah customernya. Pertama ketika ia membantu seorang customer yang sedang berselingkuh. Kedua ketika ia mampu membuat salah satu customernya berbaikan dengan tetangganya. Walaupun hal ini tidak dapat dinilai oleh perusahaannya, namun Porter melakukan ide ini semata- mata ingin memberi pelayanan yang lebih bagi customernya.



Profesional

Soedijarto (1990:57) mendefinisikan profesionalisme sebagai perangkat atribut-atribut yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan. Dari pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas.
Saya melihat profesionalisme seorang Porter ketika ia menolak uang pemberian customer yang hanya merasa iba pada dirinya namun tidak membeli produknya. Selain itu Porter juga selalu tekun dan memiliki rasa tanggung jawab kepada perusahaan sehingga ia terus – menerus menawarkan produk perusahaan. Dan ketika ia didiagnosa oleh dokter terdapat penyempitan tulang belakangnya dan harus beristirahat dari pekerjaannya, justru Porter menolak itu karena ia memiliki rasa tanggug jawab untuk dapat mengirim produk – produk ke customernya.

*Work Engagement

Menurut saya, Bill porter memiliki rasa work engagement. 

Work engagement didefinisikan sebagai keadaan yang positif dan berhubungan dengan pekerjaan yang ditandai dengan kekuatan (Scaufeli).
Dalam hal work engagement, Porter menunjukkannya dengan rasa antusias yang tinggi dalam menawarkan produk-produknya. Selain itu ia selalu bersemangat dan senang ketika menjadi sales walaupun dihadapi dengan customer yang menyebalkan. Dan terlihat sangat sulit baginya untuk tidak terlibat aktif didalam pekerjaannya,

Dan akibat profesionalisme dan work engagement yang Bill Porter miliki, akhirnya ia mendapat penghargaan menjadi seorang “Salesman Of  The Year”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN PSIKOLOGI BARAT DAN TIMUR

Pengantar Psikologi Bisnis