Organizational Citizenship Behaviour (OCB)
Sumber daya manusia merupakan aset
terpenting dalam suatu perusahaan untuk mencapai keberhasilan
organisasi/perusahaan. Setiap organisasi harus dapat menghadapi berbagai
tantangan dari luar dan harus mampu menyesuaikan setiap terjadi perubahan. SDM
ini lah yang berperan dalam menghadapi dan menyesuaikan setiap perubahan yang
terjadi. Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber saya manusia yaitu
sebagai insiator dan agen perubahan terus menerus, pembentukan proses serta
budaya yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi (Ulrich
dalam Kelana, 2009).
Organizational Citizenship Behaviour (OCB)
Berbicara mengenai OCB, saya yakin anda
semua sudah mengenal teori yang cukup terkenal mengenai OCB ini. Yup teori dari
Organ (1995), dalam buku Work In The 21st Century ia mengkatakan
bahwa OCB mengacu pada perilaku individu yang bekerja diluar job
descriptionnya. Jadi karyawan yang mempunyai OCB ini akan membantu rekan
kerjanya yang mempunyai tugas dan sudah dekat deadline. Mereka yang memiliki
OCB merasa bahwa setiap tugas kerja selain miliknya merupakan kewajiban dirinya
juga karena berkaitan dengan perusahaan.
Bukan berarti perilaku karyawan ini
tidak dihargai perusahaan, justru perusahaan sangat mengapresiasikan
perilakunya. Besar kemungkinan karyawan tersebut cepat dipromosikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Richey
dkk (2006) menjelaskan bahwa OCB ini dianggap lebih penting ketika ada tugas
kerja yang membutuhkan kalaborasi antara karyawan (tim kerja).
Dimensi Organizational Citizenship Behaviour
Dimensi organizational citizenship
behavior menurut Organ, Podsakof, dan Mackenzie (2006) adalah altruism,
conscientiousness, sportsmanship, courtesy, civic virtue.
- Altruism adalah perilaku karyawan dalam membantu rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini mengarah kepada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya.
- Conscientiousness adalah perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi yang diharapkan perusahaan, misalnya efesiensi penggunaan waktu dan melampaui harapan, perilaku sukarela yang bukan merupakan kewajiban atau tugas karyawan. Dimensi ini menjangkau jauh di atas dan jauh ke depan dari panggilan tugas. Seseorang yang sadar akan tanggung jawabnya secara sukarela mengambil tanggung jawab ekstra, tepat waktu, menempatkan kepentingan pada keterperincian dan kualitas tugas, dan secara umum mengerjakan di atas dan jauh melebihi panggilan tugas.
- Sportsmanship adalah perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan keberatan–keberatan. Seseorang yang mempunyai tingkatan yang tinggi dalam sportsmanship akan meningkatkan iklim yang positif di antara karyawan. Karyawan akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan
- Courtesy adalah menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah antar rekan kerjanya.
- Civic Virtue merupakan perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi (mengikuti perubahan dalam organisasi, mengambil inisiatif untuk merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur–prosedur organisasi dapat diperbaiki dan melindungi sumber–sumber yang dimiliki oleh organisasi).
Permasalahan yang biasanya
terjadi didalam Perusahaan
Kewalahan
menangani pekerjaan:
Sering
saya melihat para pekerja kantoran yang terlihat lesuh dengan alasan banyak
tugas yang harus mereka kerjakan bahkan mereka merasa jika pergi ke toilet
adalah hal yang wasting time. Bisa dibayangkan berapa banyak karyawan yang
merasa stress akibat dari pekerjaannya ?
Survei yang diteliti tahun 2015, berdasarkan
opini lebih dari 16.000 orang pekerja profesional di seluruh dunia, ditemukan
bahwa lebih dari setengah pekerja di Indonesia (64%) mengatakan bahwa tingkatan
stres mereka bertambah dibandingkan tahun lalu.
Analisis dari kasus ini,
Setiap karyawan harus menjalin hubungan yang baik dengan
rekan kerjanya. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kerukukan antar
karyawan. Salah satunya adalah membantu sesama. Ketika kita dihadapkan dengan
tumpukan tugas dan sudah mendekati deadline, besar kemungkinan rekan kerja kita
akan membantu tugas kita walaupun itu bukan job decsnya. Mengapa hal ini
terjadi? Besar kemungkinan karyawan tersebut mempunyai OCB yang baik.
Ketika tugas pekerjaan dilakukan dengan bersama rekan kerja
maka itu akan mengurangi beban kerja perindividu.
Bagaimana cara menumbuhkan OCB?
Bekerjalah
dengan tulus. Jika karyawan bekerja karena ketulusan hatinya atau karena mereka
cinta pada pekerjaannya maka akan tumbuh rasa kelekatan atau ikatan dengan
pekerjaannya (organisasi). Ikatan inilah yang dinamai dengan komitmen
organisasi. Semakin tinggi komitmen karyawan terhadap organisasi, maka karyawan
tersebut semakin ingin berperilaku melebihi tuntutan tugas apabila dibutuhkan
(Baron, 2000). Berperilaku melebihi tuntutan ini disebut OCB.
Dengan
adanya OCB ini akan memperbaiki dan meningkatkan iklim yang positif didalam
perusahaan.
Referensi:
Conte, J. M. & Landy, F. J. Work In The 21st Century.
Kusumajati, D. A. (2014). HUMANIORA. ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) KARYAWAN PADA PERUSAHAAN.
5, 67-70.
Komentar
Posting Komentar