Organizational Culture
BAB
1
Urgensi
Setiap organisasi memiliki tujuan yang
akan dicapai, mereka membuatnya dalam sebuah visi dan misi. Dalam mencapai
tujuan organisasi, setiap anggota harus dapat bekerja secara optimal sesuai
dengan visi dan misi yang dibuat. Namun, setiap anggota harus memiliki
keseragaman nilai-nilai untuk menyamakan persepsi. Dibuatlah budaya organisasi
dengan tujuan dapat memberikan kinerja optimal, meningkatkan produktivitas, dan
dijadikan pedoman dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
BAB
2
Teori
Budaya Organisasi
Budaya organisasi mengacu pada sistem
makna bersama yang dipegang oleh anggota organisasi yang membedakan organisasi
dari organisasi lain (Robbins, 2013). Organisasi budaya merupakan nilai,
keyakinan, dan norma-norma yang mempengaruhi cara karyawan berpikir, rasakan,
dan bertindak terhadap orang lain di dalam organisasi (Huczynski, 2013)
Menurut Robbins ada tujuh esensi dari
budaya organisasi, yaitu:
1.
Innovation
and risk taking: Sejauh mana karyawan didorong menjadi
inovatif dan mengambil risiko.
2.
Attention
to detail:
Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian
terhadap detail.
3.
Outcome
orientation: Tingkat di mana manajemen berfokus pada
hasil atau outcome bukan pada teknik
dan proses yang digunakan untuk mencapainya.
4. People
orientation: Sejauh mana keputusan manajemen
mengambil mempertimbangkan efek hasil pada orang-orang dalam organisasi.
5.
Team
orientation: Sejauh mana kegiatan kerja diatur di
sekitar tim daripada individu.
6.
Aggressiveness:
Sejauh mana orang agresif dan
kompetitif bukannya santai.
7. Stability: Tingkat di mana kegiatan organisasi
menekankan pemeliharaan status quo berbeda dengan pertumbuhan.
Ann
Cunliffe (2008) menyatakan bahwa budaya organisasi itu penting, karena:
• membentuk citra yang dimiliki publik
dari suatu organisasi;
• memengaruhi efektivitas organisasi;
• memberikan arahan bagi perusahaan;
• membantu menarik, mempertahankan dan
memotivasi staff.
Kelemahan dan Kelebihan STRONG CULTURES: (Colquitt, J.A., LePine,
J.A. and Wesson, M.J. 2009)
Keuntungan
|
Kelebihan
|
Membedakan organisasi dari yang lain
|
Membuat penggabungan dengan
organisasi lain lebih sulit
|
Memungkinkan karyawan
mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi
|
Mempertahankan jenis karyawan yang
serupa, dengan demikian membatasi keragaman pemikiran
|
Memfasilitasi karyawan berperilaku
dengan cara yang diinginkan oleh manajemen
|
Dapat menyebabkan “too much good thing”
|
Menciptakan stabilitas pada
organisasi
|
Sulit untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan.
|
BAB 3
Hasil Wawancara
Pada tanggal 30 Semptember 2018 saya
melakukan wawancara dengan Mba Rustianty selaku Staff Informasi dan Patient Relation di bagian Infomasi RSPP.
Saya menanyakan terkait budaya organisasi yang ada di RSPP. RSPP sendiri
memiliki core value: La Prima, yang merupakan kepanjangan dari : Pelayanan Profesional,
Ramah, Ikhlas, Mutu, dan Antusias. Narasumber mengatakan bahwa fungsi dari core value sendiri untuk meningkatkan
profesionalisme dalam bekerja. Dan core
value yang dimiliki sangat penting karena hal mendasar dalam suatu
organisasi, apalagi RSPP merupakan organisasi dalam pelayanan kesehatan jadi
harus dikerjakan secara professional.
Narasumber menjelaskan
masing – masing dari kepanjangan La Prima, sebagai berikut:
· Pelayanan professional itu menjalankan pekerjaan sesuai SOP
yang ada di RSPP, contohnya datang tepat waktu dan bekerja dengan baik.
· Ramah itu tersenyum, sapa, tegur, pastinya
setiapwaktu, ketika ada yang datang kita mengatakan selamat pagi, ada yang bisa
saya bantu? Dengan senyum
·
Ikhlas dalam bekerja selalu ditanamkan dalam
diri, karena jika tidak semuanya pasti tidak akan berjalan dengan lancar
· Mutu itu dalam bagian informasi bisa
diibaratkan kualitas kita dalam menjelaskan segala informasi dengan jelas dan
tepat kepada pasien dan keluarganya, buktinya pasien paham
·
Antusias disini itu merupakan keinginan dan
keharusan kita dalam membantu pasien dan keluarganya, sudah, kita membantu
tanpa harus pasien atau keluarga meminta
Selanjutnya narasumber mengatakan bahwa
dirinya sudah menerapakan La Prima sebanyak 75%, sisanya 35% karena
keterbatasan situasi dan kondisi.
BAB
4
Analisis
Dari hasil wawancara saya bersama
Narasumber, didapat bahwa ia dapat mengetahui budaya organisasi di tempat
kerjanya, walaupun dia harus membuka website kantornya untuk memastikan core value yang dimiliki. Narasumber
mampu menjelaskan dengan baik masing – masing core value yang ada dan memberikan contoh yang ia terapkan.
Narasumber juga mengatakan bahwa core
value sudah diterapkan dalam bekerja sebanyak 75%. Dari hasil yang didapat
saya menyimpulkan bahwa narasumber sudah dekat dengan budaya organisasi yang
dimiliki RSPP.
Referensi:
·
Huczynski
& Andrzej, A. (2013). Organizational Behavior. United Kingdom: Pearson
Education,
·
Robbins,
S., P., & Judge, T., A. (2013). Organizational Behavior. America: Pearson
Education, Inc., publishing as Prentice Hall .
Komentar
Posting Komentar